Kamis, 05 Juli 2012

sejarah islam indonesia

Persebaran Agama Islam di Banjarmasin
Oleh : Meyta Argina Diniari

Berkembangnya agama islam yang di bawa nabi Muhammad saw pada abad ke 6 di wilayah jajirah Arab berdampak besar ke seluruh dunia , hingga pada abad ke 7 islam telah memasuki wilayah Indonesia menurut teori Arab  berdasarkan bukti bukti yang ada pada saat itu . Masuknya islam di Indonesia melalaui jalaur perdagangan membuat islam menyebar di seluruh wilayah nusantara , walaupun wilayah nusantara bagian timur mendapat pengaruh islam setelah abad ke 14 hal ini bisa menjadi bukti bahwa agama Islam di terima oleh warga nusantara . Masuknya islam di kalimantan khususnya banjarmasin lebih banyak di pengaruhi oleh wali songo dari kerajaan demak hal ini karena kerajaan demak pada saat itu menjadi penyebar agama islam di wilayah nusantara . Banjarmasin yang saat itu lebih di dominasi oleh orang Melayu yang tinggal di wilyah DAS martapura dan barito yang lebih dikenal dengan suku banjar telah memiliki keperyacaan sebelumnya yaitu dinamisme dan animisme .Pola yang berkembang diwilayah kamimantan ialan Top Down karena setelah raja menganut agama Islam barulah rakyatnya serta pengikutnya mengatiut ajaran Islam .
 Pada abad ke 14 banjarmasin di bawah kekuasaan kerajaaan daha , kerajaan hindu di kalimanantan yang memiliki wilayah kekuasaan yang cukup luas , setiap daerahnya wajib membayar pajak atau upeti kepada raja , saat itu putra mahkota dari kerajaan daha melarikan diri ke wilayah sungai barito dan martapura  karna akan di bunuh disana sang pangeran mahkota atau raden samudra yang memita perlindungan kepada suku bajar , karena melarikan diri kerajaan daha dipimpin oleh paman raden samudra yauitu raja tumangung . Untuk merebut kemabali kerajaannya reden samudra meminta bantuan pada suku banjar , raden Samudra merancang rencana untuk merebut kembali kerajaannya saat itu banjarmasin telah menjadi kota yang ramai karena menjadi jalur pendagangan di wilayah kalimantan selatan terbelih lagi dengan 2 (dua) sungai yang sangat menopang sisitem perdagangan saat itu serta kekuatan sumber daya manusiannya yang bisa mengalahkan kerajaan daha , fatih masih memberikan saran kepada raden samudra agar meminta bantuan pada kerajaan demak yang saat itu memang sedang mengalami puncak kejayaan .
Kesultanan demak setuju membantu raden samudra dengan syarat kalau raden samudra berserta pengikutnya harus mau masuk islam dan Raden Samudra menyangupi permintaan sultan demak tersebut , Sultan Demak mengirimkan kontingennya yang dipimpin oleh Khatib Dayan. Setibanya di Banjarmasih, kontingen Demak bergabung dengan pasukan dari Banjarmasih untuk melakukan penyerangan ke Negara Daha di hulu sungai Barito. Setibanya di daerah yang bernama Sanghiang Gantung, pasukan Bandarmasih dan Kontingen Demak bertemu dengan Pasukan Negara daha dan pertempuran pun terjadi. Pertempuran ini berakhir dengan suatu mufakat yang isinya adalah duel antara Raden samudera dengan Pangeran Tumenggung. Dalam duel itu, Raden Samudera tampil sebagai pemenang dan pertempuran pun berakhir dengan kemenangan banjarmasih dan kekalahan kerajaan daha , setelah kekalahan tersebut Raden Samudra mengambil alih kerajaan daha dan memindahkannya ke benjarmasin , raden samudra mempelajari islam lebih dalam dan menganti namannya Gelar yang dipergunakan oleh Raden Samudera sejak saat itu berubah menjadi Sultan Suriansyah.
Setelah  menjadi raja kerajaan banjar , raden samudra menjadikan Islam sebagai agama kerajaan dan meminta seluruh masyarakatnya  menganut agama islam . raden samudra menganti kerajaan nya menjadi sebuah kesultanan banjar . Pembauran penduduk Banjarmasih yang terdiri dari rakyat Negara Daha, Melayu, Dayak dan orang jawa (kontingen dari Demak) menggambarkan bersatunya masyarakat di bawah pemerintahan Raden Samudera . Karena bantuan dari kesultanan demak , kesultanan banjar wajib membayar upeti kepada kesultanan demak . Sultan banjar telah berganti 20 kali berserta keruntuhannya , kesultan ini mengalami kemunduran setelah datangnya Belanda ke Banjarmasin pada taun 1653 , Belanda yang ingin memonopoli perdanganan di banjarmasin melakukan penyerangan serta politik adi domba kepada masyarakat bajarmsin hingga akhirnya kesultanan banjarmasin mengalami keruntuhan. Pembaharuan-pembaharuan dan penyebaran ajaran Islam yang langsung bersumber dari Mekah  baru dimulai pada awal abad ke 18, yakni oleh Syekh Muhammad Arsyad al Banjari. Dalam usaha penyebaran ajaran Islam tersebut beliau melakukan pengajian dan penyebaran anak cucu /murid-muridnya ke daerah-daerah pedalaman Kalimantan Selatan, di samping juga menulis buku-buku agama yang kemudian tersebar di beberapa daerah di Nusantara bahkan sampai dan digunakan di beberapa negara Asia tenggara.